Rabu, 21 Januari 2009

uang itu punya mama

Mama harus meninggalkanku ke kota untuk melanjutkan sekolah perawatnya. Mama tidak hanya kuliah di kota, tapi ia juga harus menjalani hidupnya sebagai perawat di sebuah rumah sakit pemerintah di Denpasar. Untuk itu juga mama harus hidup berpisah dengan papa, adik dan aku selama 3 tahun. Untungnya mama selalu menyempatkan diri untuk pulang dan bertemu kami di akhir minggu.

Suatu hari....

Uang mama benar-benar tipis, tinggal Rp 2000. Mama benar-benar bingung, mau diapakan uang ini. Kalau dipake makan, berarti besok gak bisa pulang ketemu anak suami. Kalau dipake bayar ongkos transport pulang, cuman cukup setengah perjalanan. Mama bener-bener bingung.



Malam itu, hujan turun cukup deras, tapi mama harus dinas malam. Maka mama memulai perjalanan dari tempat kos ke rumah sakit sekitar jam 7 malam. Mama harus menempuh perjalanan dengan jalan kaki sejauh sekitar 2 km. Mama melewati rumah-rumah penduduk yang kumuh, kebun pisang yang luas dan sepi.

Sepanjang perjalanan mama berkeluh kesah dengan Tuhannya. Bagaimana dengan hari esok, Tuhan. Uangku tinggal 2000, aku kangen keluargaku. Demi masa depan keluarga, aku rela berjalan ditengah malam, di bawah rintiknya hujan. Air mata mama meleleh keluar. Dalam hati mama yakin, Tuhan pasti mendengar keluh kesahnya dan segera memberikan yang terbaik untuk mama.

Doa mama terkabul. Mama melihat selembar uang kertas Rp 10.000 bersandar di pinggiran got. Mama berteriak dalam hati. Terima kasih Tuhan.....

Dengan susah payah mama menggapai uang itu, walau disebelah uang itu ada kotoran binatang. Mama tidak peduli, yang penting mama dapet uang untuk hidup besok.

Uang itu digenggamnya sangat erat. Mama lebih semangat melanjutkan perjalanannya ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, mama langsung mencuci bersih uang itu dengan sabun antiseptik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment ? silakan